Memajukan Pariwisata Lombok- Sumbawa dari Perspektif Guru
Bahasa Inggris
Pecinta travelling yang
sudah pernah merasakan berlibur ke Lombok dan Sumbawaakan memiliki memori yang
indah seindah pemandangan yang didapat selama di disana. Pantai dengan air yang
jernih yang begitu menggoda untuk diselami dan dinikmati, pemandangan alam yang
tiada duanya, dan keajaiban-keajaiban yang dipersembahkan oleh Nusa Tenggara
Barat yang terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, memiliki luas wilayah
20.153,20 km2. Terletak antara 115° 46' - 119° 5' Bujur Timur dan 8° 10' - 9°
5' Lintang Selatan memang begitu menggoda mata dan pikiran kita. Sesungguhnya hampir
semua jenis pemandangan di Bali bisa kita rasakan di Lombok-Sumbawa, namun ada
begitu banyak objek wisata di Lombok-Sumbawa yang jauh melebihi keindahan di
Pulau Dewata.
Namun, kenyataan masih
berpihak kepada Pulau Dewata. Arus wisatawan mancanegara masih menomorsatukan
Bali dibanding daerah- daerah wisata di Indonesia, termasuk Lombok.
ADA APA GERANGAN?
Seyogyanya Lombok-Sumbawa
memberikan keindahan alam yang luar biasa dan menurut pengamatan dari berbagai
informasi baik pengalaman pribadi maupun berita, nilai keindahan Lombok
termasuk 5 besar wisata pantai terindah di Indonesia. Pemerintah pusat dan
daerah juga merasakan kedasyatan Lombok-Sumbawa sebagai daerah tujuan wisata
dan telah memperkenalkan salah satu surga wisata tingkat internasional melalui
kegiatan- kegiatan wisata bahari dan mempromosikan Lombok secara massa baik melalui
media audio, visual dan juga audio-visual, meningkatkan pelayanan infrastrutur,
seperti transportasi, jalan dan penyediaan hotel dan penginapan. Hal ini dapat
dilihat dari data wisatawan yang bertambah setiap tahunnya. Menurut website BPS
Nusa Tenggara Barat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke
NTB selama tahun 2008–2012 terus mengalami peningkatan. Tercatat sebanyak 1,16
juta wisatawan yang berkunjung ke NTB tahun 2012 atau meningkat 31,12 persen
dari tahun 2011. Bila dilihat dalam kurun waktu lima tahun, maka terjadi
kenaikan 2 kali lipat dibandingkan tahun 2008. Pada tahun 2012 tamu yang
menginap di Hotel Bintang mencapai 370 ribu orang atau 31,81 persen dari jumlah
kunjungan wisatawan.
Namun di sisi lain,
potensi yang dimiliki Lombak masih belum berjalan maksimal. Salah satu hal yang
sedikit menghambat laju pertumbuhan wisata Lombok dan merupakan kelebihan Bali
dibanding Lombok secara khusus dan daerah lain di Indonesia secara umum adalah
karakter Sadar Wisata dari masyarakat
di area wisata. Dalam artikel ini, komunikasi
dan pemahaman masyarakat akan pentingnya bahasa Inggris menjadi fokus utama
penulis dalam meningkatkan sadar wisata masyarakat Lombok dalam rangka
meningkatkan pariwisata Lombok. (Trisna
Eka Putri, I.A dan N. M. Ariani) menjelaskan bahwa sadar wisata adalah
pengertian yang mendalam pada orang, seorang atau sekelompok orang yang
terwujud dalam pemikiran, sikap dan tingkah laku yang mendukung pengembangan
pariwisata. Jadi pemberian penyuluhan sadar wisata memiliki tujuan:
meningkatkan kadar pemahaman masyarakat tentang peranan pariwisata. Konsep
Sadar Wisata dan konsep Sapta Pesona itu terdapat hubungan yang padu dan
berkaitan erat satu sama lainnya. Dalam dunia pariwisata Indonesia, hal ini
yang disebut sebagai “Filosofi Kepariwisataan Indonesia”. Atas pemahaman inilah
kita semua diharapkan mampu menerapkan pada setiap kegiatan Pembangunan
Kepariwisataan Indonesia di seluruh daerah di Indonesia termasuk Lombok.
Melalui konsep sadar
wisata, diharapkan agar masyarakat harus benar-benar paham betapa pentingnya
nilai daya tarik wisata di daerahnya. Dan nilai wisata yang dimiliki suatu
daerah harus dipahami sebagai salah satu sumber penghasilan masyarakat sekitar.
Jika dilihat dari satu bagian sapta pesona yaitu ramah. (www.budpar.go.id) Dijelaskan bahwa Ramah yang
dalam hal ini bisa diartikan sebagai bentuk aksi yang bersikap sebagai tuan
rumah yang baik dan rela membantu wisatawan, memberi informasi tentang adat
istiadat secara sopan, para petugas bisa menampilkan sikap dan perilaku yang
terpuji, dan menampilkan senyum dan keramah-tamahan yang tulus. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang ramah bagi berlangsungnya kegiatan
kepariwisataan yang mampu menawarkan suasana yang akrab, bersahabat serta
seperti di “rumah sendiri” bagi wisatawan, sehingga mendorong minat kunjungan
ulang dan promosi yang positif bagi prosfek pasar yang lebih luas.
Dalam keramah-tamahan
yang dimaksud, tentunya adalah komunikasi antara masyarakat dan wisatawan. Jika
terjadi komunikasi masyarakat dengan wisatawan domestik tentu tidak menjadi
kendala. Namun bagaimana dengan komuniksi dengan wisatawan manca negara yang
tidak memahami bahasa Indonesia. Secara khusus, pemahaman dan penggunaan bahasa
inggris sebagai alat komunikasi tidak hanya dimiliki oleh penjual jasa seperti
hotel, pemandu wisata, akan jauh lebih baik jka masyarakat memiliki kemampuan
berkomunikasi dalah bahasa Inggris minimal pasif.
Dari perspektif guru bahasa Inggris, banyak cara
yang bisa ditempuh Pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat untuk mewujudkan
masyarakat mahir berbahasa Inggris. Salah satunya adalah memberikan kursus bahasa
Inggris gratis kepada seluruh lapisan masyarakat, baik yang masih muda maupun
yang sudah tua. Dengan demikian, masyarakat tidak memikirkan biaya untuk kursus
bahasa Inggris. Melalui kursus ini masyarakat juga ditekankan untuk menggunakan
bahasa Inggris secara campur. Dalam istilah ilmu Linguistik disebut dengan Campur-
Kode. Campur- kode adalah perubahaan oleh pembicara (atau penulis) dari satu bahasa
ke bahasa yang lain (Suzanne:1995). Campur- kode bisa terjadi dalam percakapan
ketika satu pembicara menggunakan satu bahasa dan pembicara yang lan menjawab
dalam bahasa lain
Selain itu, sebagai
seorang guru yang terlibat dalam penerapan kurikulum 2013 dimana mata pelajaran
bahasa Inggris tidak termasuk mata pelajaran wajib sudah harus menjadi perhatian
pemerintah daerah (pemerintah mungkin telah menganalisa sebelumnya). Akan menjadi
sebuah kebijakan yang baik jika seluruh sekolah dasar di Nusa Tenggara Barat
memasukkan bahasa Inggris sebagai mata pelajaran di muatan lokal. Begitu juga
di Sekolah Menengah kejuruan yang memiliki jurusan Akomodasi Perhotelan, dimana
jam pelajaran bahasa Inggris dapat ditambah pada mata pelajaran produktif.
Dengan demikian, bagian
ramah dalam sapta pesona akan
berjalan dengan baik dan interaksi masyarakat dengan wisatawan mancanegara akan
menghasilkan percakapan yang sinkron. Wisatawan juga tidak akan canggung untuk
bertanya kepada setiap orang yang ditemui baik untuk bertanya tentang objek
wisata, atau bahkan untuk mencari teman bicara di waktu luang.
Opini dalam artikel ini
mungkin hanya dari sudut kecil dalam sebuah rangka pariwisata yang cukup luas. Namun
diharapkan dapat memberikan sumbangsih untuk memajukan pariwisata di Lombok-
Sumbawa. Selain itu artikel ini juga diharapkan menjadi jembatan penulis untuk
berlibur dan menikmati wisata wi Nusa Tenggara Barat yang belum pernah
dikunjungi oleh penulis. Terima kasih.